Selasa, 24 Februari 2009

Sanitarian Incar Jadi Operator IPAL ?

Meski masih diperdebatkan, namun tidak ada salahnya bila Sanitarian mengincar menjadi Operator IPAL, sebelum menjadi Supervisor. Paling tidak, kelak sudah punya pengalaman lapangan sebagai operator IPAL.

Untuk diketahui, bahwa operator IPAL juga harus trampil. Oleh karenanya harus mengikuti semacam pelatihan dengan kurikulum sbb. :
Kurikulum OP-Muda
Sub-topik

1. Dasar Pengelolaan Limbah Cair

Peserta akan memahami komponen pembentuk limbah cair, sumber-sumbernya, potensi pencemarannya, pengelolaan limbah cair terpadu, dan berbagai peraturan yang membatasi kita.
2. Operator IPAL

Peserta akan mendapatkan kesamaan pandangan tentang operator IPAL sebagai suatu profesi yang memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu.
3. Keselamatan Kerja Operasi IPAL

Setiap pelaksanaan tugas O&M harus didasari oleh pertimbangan keselamatan kerja. Untuk itu, peserta akan diperkenalkan kepada berbagai jenis ancaman yang ada di IPAL dan jenis perangkat pelindung yang harus digunakan.
4. Dasar Instalasai Pengolahan Air Limbah

Peserta akan memilah IPAL menjadi beberapa bagian yang memiliki kesamaan fungsi. Yang terpenting memang bagian penanganan limbah cair, namun fungsi IPAL tidak akan berjalan dengan baik tanpa perhatian yang sama besar terhadap bagian IPAL lainnya.
5. O&M Unit Bagian Pengaliran

Bagian pengaliran dari suatu IPAL terdiri dari alat pengendali aliran, dan sistem perpompaan. Bahasan akan dilakukan tentang teori dasar, prinsip pengoperasiannya, dan permasalahan dari ke-2 anggota bagian ini.
6. O&M Unit Bagian Prasarana

Bagian Prasarana, yaitu Unit Penyiapan Larutan Konsentrat, akan dibahas mulai dari prinsip-prinsip larutan dan pencampuran bahan kimia sampai ke penentuan konsentrat Larutan Konsentrat.
7. O&M Unit Bagian Penanganan Limbah Cair

Pusat perhatian kita memang Bagian Penanganan Limbah Cair. Oleh karena itu pembahasan akan dilakukan dengan lebih intensif dan mencakup unit-unit Ekualisasi, Penyesuaian pH, Pengendapan Kimia, dan lumpur Aktif.
8. O&M Unit Bagian Penanganan Lumpur

Lumpur selalu dihasilkan oleh IPAL dan penanganannya juga membutuhkan teknik-teknik tersendiri. Dalam kesempatan ini, kita akan membahas tentang prinsip-prinsip pengelolaan lumpur yang disertai oleh beberapa contoh unit yang sering digunakan di Indonesia.
9. Pengumpulan Data Lapangan

Sub-topik ini merupakan bagian pertama dari topik Penyusunan Rencana O&M IPAL. Dalam paket ini, pembahasan hanya mencakup Pengenalan Bagian dan Kapasitas IPAL dan Analisa EfisiensiKerja Unit. Pelatihan ini akan dilakukan langsung di suatu lokasi IPAL.




Operator Profesional IPAL OP-Utama

Selain melanjutkan materi yang ada di paket OP-MUDA, modul-modul pelatihan dalam paket ini akan membantu peserta agar mampu menjalankan tugas :
· Pengelolaan (Manajemen) IPALmengelola aspek pembiayaan, SDM dan house-keeping IPAL dengan sebaik-baiknya.
· Penilaian Kinerja IPALmenilai kinerja IPAL dari berbagai aspek dan menduga batasan kemampuan optimal IPAL.




Kurikulum OP-Muda
Sub-topik

7. O&M Unit Bagian Penanganan Limbah Cair

Melanjutkan materi sebelumnya, pembahasan akan mencakup unit-unit Presiptasi Kimia Trickling Filter, Oxidation Ditch, dan Klorinasi
8. O&M Unit Bagian Penanganan Lumpur

Melanjutkan materi prinsip dasar penanganan lumpur, dalam kesempatan ini kita akan membahas tentang O&M unit Belt Filter Press dan Bak Penjemur Lumpur.
9. Pengumpulan Data Lapangan

Pembahasan sub-topik 9 dilanjutkan untuk memberikan paparan data pemantauan yang dibutuhkan untuk penyusunan rencana O&M.
10. Penyusunan Rencana O&M IPAL

Melanjutkan materi sub-topik 9, peserta akan diajak untuk mendiskusikan cara penentuan strategi O&M sampai ke pembuatan petunjuk operasi harian berdasarkan suatu strategi pengoperasian.
11. Pengelolaan Bagian IPAL

Peserta akan diberikan materi mengenai pengelolaan aset yang ada di IPAL, baik itu berupa peralatan, bahan, maupun bangunan.
12. Pengelolaan SDM IPAL

SDM yang baik akan memperingan tugas kita dalam melaksakan tugas O&M. Pembahasan diawali dengan alternatif organisasi yang ada, kemudian pemahaman tentang teknik peningkatan motivasi kerja.
13. Pengelolaan Biaya O&M IPAL

Tanpa kemampuan untuk menghitung biaya O&M yang benar, keputusan yang kita lakukan seringkali kurang tepat. Sub-topik ini akan mengajak peserta untuk secara langsung menghitung biaya O&M dan menyusun anggaran O&M untuk suatu strategi pengoperasian tertentu.
14. Kajian Kinerja IPAL

Peserta akan diajak untuk menilai kinerja suatu IPAL secara menyeluruh. Satu pertimbangan terpenting adalah biaya O&M untuk tiap satuan produk industri yang dihasilkan. Pelatihan ini akan dilakukan langsung disuatu lokasi IPAL.
15. Peningkatan Kinerja IPAL
Setiap IPAL memiliki batasan kinerja optimalnya yang jarang sekali diketahui. Sub-topik ini akan mengajak kita menerapkan teknik penentuan batasan kinerja optimal IPAL

Alat Makan Lolos Uji Sanitasi

Peralatan makan yang kita gunakan harus bersih, agar kita terhindar dari kemungkinan penularan penyakit. oleh karena itu perlu dilakukan uji sanitasi alat makan.

uji sanitasi alat makan lazimnya menggunakan uji ALT (Angka Lempeng Total) untuk mengetahui jumlah kuman yang ada di alat makan tersebut.

cara sederhana untuk memastikan alat makan kita bersih atau tidak, bisa dilakukan dengan uji kebersihan alat sbb. :

Menguji kebersihan secara fisik dapat dilakukan dengan cara :

1. Menaburkan tepung pada piring yang sudah dicuci dalam keadaan kering. Bila tepungnya lengket pertanda pencucian belum bersih.
2. Menaburkan garam pada piring yang kering, pertanda pencucian belum bersih.
3. Penetesan air pada piring yang kering. Bila air jatuh pada piring ternyata menumpuk/atau tidak pecah pertanda pencucian belum bersih.
4. Penetesan dengan alcohol, jika terjadi endapan pertanda pencucian belum bersih.
5. Penciuman aroma, bila tercium bau amis pertanda pencucian belum bersih.
6. Penyiraman. Bila peralatan kelihatannya kusam/tidak cemerlang berarti pencucian belum bersih.

Menguji kebersihan secara bakteriologi dilakukan dengan cara:

a) Pengambilan usapan kapas steril (swab) pada peralatan yang disimpan. Nilai kebersihan dihitung dengan angka sebagai berikut:
i. Angka kuman sebanyak-banyaknya 100/cm dari permukaan alat yang diperiksa
ii. Angka kuman E Coli harus 0/cm2

b) Pengambilan usapan kapas steril pada peralatan dilakukan segera setelah pencucian. Hal ini untuk menguji proses pencucian karena semakin lama akan semakin banyak terjadi pencemaran bakteri yang berasal dari udara dan akan memberikan penyimpangan lebih tinggi dari keadaan yang sebenarnya.

Okey, mudah bukan? bila Anda ingin tahun lebih lanjut anda bisa belajar / kuliah di JKL Purwokerto (KLIK saja)