Rabu, 13 Maret 2024

Pengolahan air untuk hemodialisis

 





Variasi susunan unit pengolah air pada instalasi pengolahan air untuk hemodialisis di beberapa Rumah Sakit adalah sbb. :

·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen 0,1µ, resin) > RO > EDI > Ultrafilter

·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen 0,1µ, resin) > RO > EDI > UV-C

·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen0,1µ, resin) > RO > UV-C

·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen 0,1µ, resin) > RO > Ultrafilter (filter endotoksin)

·       filter carbon > filter manganise > filter cartridge > membrane RO > penampung air produk RO > lampu UV > Filter endotoxin


Toilet Pesawat

 


Toilet pada pesawat  ditempatkan di depan atau di belakang kabin penumpang. Posisi toilet di pesawat tergantung pada desain kabin dan ukuran pesawat itu sendiri. Pada pesawat komersial biasanya terdapat satu atau dua toilet yang ditempatkan di bagian belakang kabin, sedangkan pesawat berukuran besar bisa memiliki toilet yang lebih banyak dan ditempatkan di berbagai tempat di dalam kabin, termasuk di depan dan tengah kabin. Pada beberapa pesawat, toilet juga dapat ditempatkan di antara kabin kelas atas dan kelas ekonomi. 

Volume ruang toilet pesawat bervariasi tergantung pada jenis pesawat, namun secara umum, toilet pesawat memiliki ukuran yang lebih kecil dari toilet pada umumnya dengan volume sekitar 1 hingga 1,5 meter kubik (m³) untuk pesawat komersial.  Namun, ukuran bisa lebih kecil pada pesawat kecil atau lebih besar pada pesawat yang lebih besar.

Toilet pada pesawat  dilengkapi dengan sistem ventilasi guna menghindari bau tak sedap dan menjaga kualitas udara di dalam kabin. Umumnya, sistem ventilasi pada toilet pesawat terdiri dari beberapa komponen seperti exhaust fan, intake fan, dan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air). Exhaust fan berfungsi untuk menarik udara kotor dari toilet dan mengeluarkannya ke luar pesawat melalui sistem exhaust. Intake fan berfungsi untuk menyedot udara bersih ke dalam toilet, sehingga tekanan udara di dalam toilet menjadi lebih tinggi dari pada di dalam kabin, mencegah bau tak sedap keluar dari toilet.  Filter HEPA pada sistem ventilasi toilet pesawat berfungsi untuk memperbaiki kualitas udara di dalam kabin dengan menangkap partikel seperti debu, bakteri, dan virus. Jadi sistem ventilasi ini juga sangat penting untuk menjaga kesehatan penumpang di dalam pesawat. 

Sistem pencahayaan pada toilet pesawat sangat penting untuk memastikan bahwa toilet dapat digunakan dengan nyaman dan aman oleh penumpang. Toilet pada pesawat biasanya dilengkapi dengan pencahayaan LED atau neon yang menghasilkan cahaya yang cukup terang untuk memastikan ketersediaan cahaya yang cukup di dalam toilet. Cahaya juga dapat membantu penumpang untuk melihat dengan jelas ketika menggunakannya pada waktu yang gelap atau kurang cahaya. Selain itu, beberapa toilet pesawat juga dilengkapi dengan sensor gerak atau tombol yang dapat ditekan untuk menghidupkan atau mematikan pencahayaan secara otomatis dan membantu menghemat energi. Sistem pencahayaan toilet pada pesawat juga diatur untuk memastikan bahwa cahaya yang dihasilkan tidak dianggap mengganggu penumpang yang lain atau mengganggu tidur mereka di dalam kabin. 

Jumlah toilet pada pesawat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran pesawat itu sendiri. Biasanya, pesawat komersial kecil seperti ATR dan Embraer memiliki satu toilet, sedangkan pesawat berukuran sedang seperti Boeing 737 biasanya dilengkapi dengan dua atau tiga toilet. Pesawat berukuran besar seperti Airbus A380 bahkan dilengkapi dengan lebih dari sepuluh toilet. Jumlah toilet pada pesawat juga bisa bervariasi berdasarkan konfigurasi kelas atau jenis maskapainya.

Toilet pada pesawat bekerja dengan menggunakan sistem vakum. Saat tombol flush ditekan, vakum akan menarik semua limbah dan air ke sebuah tangki penyimpanan yang terletak di dalam pesawat. Limbah tersebut selanjutnya akan dibuang di darat setelah pesawat mendarat. Cairan toilet pesawat biasanya terdiri dari campuran antara air dan bahan kimia seperti formaldehida dan surfaktan. Formaldehida berfungsi sebagai desinfektan dan pengawet, sementara surfaktan berfungsi sebagai pembersih dan pengurang bau. Namun, beberapa maskapai penerbangan mulai beralih ke bahan kimia yang lebih ramah lingkungan untuk digunakan pada toilet pesawat.  

Pada umumnya surfaktan yang digunakan dalam cairan toilet pesawat adalah kationik surfaktan dan non-ionik surfaktan. Kationik surfaktan mampu membersihkan kotoran dan bakteri yang terdapat pada permukaan toilet pesawat, sedangkan non-ionik surfaktan berfungsi sebagai pelarut untuk membantu melarutkan kotoran pada permukaan toilet pesawat. Contoh senyawa surfaktan kationik yang sering digunakan dalam cairan toilet pesawat antara lain adalah benetrimonium chloride, cetrimonium bromide, dan dodecylbenzenesulfonic acid. Senyawa-senyawa ini memiliki muatan positif dan cocok digunakan sebagai pembersih dan desinfektan pada permukaan toilet pesawat. Contoh senyawa surfaktan non-ionik yang sering digunakan dalam cairan toilet pesawat antara lain adalah alkyl polyglucoside, ethoxylated alcohols, dan alkylphenol ethoxylates. Senyawa-senyawa ini tidak memiliki muatan listrik dan dapat membantu melarutkan kotoran pada permukaan toilet pesawat.

Bahan kimia yang digunakan dalam cairan toilet pesawat harus diolah dengan baik agar tidak merusak lingkungan dan manusia. Biasanya, bahan kimia tersebut diolah dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada fasilitas darat untuk mencegah limbah kimia masuk ke alam bebas.

Fasilitas yang tersedia di toilet pada pesawat meliputi toilet duduk atau jongkok, wastafel dengan air mengalir, kertas toilet atau tisu, tempat sampah, sabun cair atau hand sanitizer, cermin, dan lampu. Beberapa pesawat juga dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti dryers, parfum ruangan, dan fasilitas pengumpan bayi. Namun, fasilitas masing-masing toilet pesawat bisa sedikit berbeda tergantung pada jenis dan produsen pesawat. 

Jumlah air yang digunakan untuk keperluan toilet pada pesawat bervariasi tergantung pada jenis pesawat dan desainnya, serta sistem toilet yang digunakan. Namun, pada umumnya, penggunaan air pada toilet pesawat cukup efisien dan hanya membutuhkan sekitar 500 hingga 1500 mililiter (ml) per flush atau sekali penggunaan. Namun, ada beberapa maskapai yang juga menggunakan sistem toilet yang lebih efisien dalam menghemat penggunaan air. 

Jumlah air limbah yang dihasilkan oleh toilet pesawat bervariasi tergantung pada kapasitas tangki dan banyaknya pengguna di pesawat. Namun, pada rata-rata penerbangan, toilet pada pesawat berkapasitas besar dapat menghasilkan sekitar 55 hingga 110 liter (L) air limbah, sedangkan pesawat berkapasitas kecil menghasilkan sekitar 15 hingga 30 L air limbah. Air limbah dari toilet pesawat harus ditangani dengan baik agar tidak mencemari lingkungan, dan diolah secara khusus sebelum dibuang ke lingkungan. 

Air limbah dari pesawat harus ditangani dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Biasanya, air limbah dari pesawat diambil dan dimasukkan ke dalam tangki khusus di bandara. Kemudian, air limbah tersebut diolah dengan cara disaring dan ditambahkan bahan kimia khusus untuk menyaring partikel-partikel dari limbah. Setelah itu, air tersebut dipecah dan diubah menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang ke lingkungan.

Pemeliharaan toilet pesawat yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan penumpang, serta menjaga lingkungan dari pencemaran. Beberapa hal yang dilakukan dalam pemeliharaan toilet pesawat adalah sebagai berikut: a). Menjaga kebersihan secara teratur dengan membersihkan toilet, wastafel, lantai, dan permukaan lainnya. b). Melakukan pembongkaran untuk membersihkan dan memeriksa pipa dalam sistem toilet secara berkala. c). Membersihkan dan memeriksa sistem ventilasi, seperti exhaust fan dan filter HEPA. d). Memperbaiki atau mengganti bagian-bagian toilet yang rusak atau aus, seperti kaca atau keran air. e). Memeriksa dan mengganti cairan pembersih secara rutin.

Pemeliharaan toilet pesawat dilakukan oleh teknisi dan awak kabin setiap kali pesawat melakukan pendaratan dan sebelum lepas landas. Pada saat pendaratan, awak kabin akan membersihkan, mengecek, dan mempersiapkan kembali toilet dan fasilitas sanitasi lainnya untuk digunakan oleh penumpang pada penerbangan berikutnya. Sedangkan pada saat sebelum lepas landas, diperlukan pemeriksaan terakhir toilet dan fasilitas sanitasi lainnya.

Lavatory services adalah sebuah layanan atau jasa yang disediakan di bandara untuk mengumpulkan, membersihkan, dan menyimpan limbah dari toilet pesawat. Lavatory services biasanya juga bertanggung jawab untuk membuah sebanyk 20 hingga 30 jenis cairan kimia dan sampah yang terkandung dalam tangki air limbah toilet pesawat. Lavatory services akan membersihkan dan memproses air limbah tersebut dengan menggunakan berbagai prosedur dan bahan kimia untuk memastikan bahwa limbah tersebut aman dan tidak mencemari lingkungan sebelum dibuang.  Lavatory services biasanya beroperasi setiap hari di bandara selama 24 jam non-stop. Waktu kerja dari lavatory services dan durasi pengolahan air limbah toilet pesawat akan bervariasi tergantung pada jumlah pesawat yang menggunakan jasa tersebut dan volume air limbah dari toilet pesawat itu sendiri. Lavatory services juga harus mematuhi aturan dan standar keamanan dan lingkungan yang berlaku agar limbah toilet pesawat bisa diolah dan dibuang dengan aman. 

Peralatan standar yang digunakan oleh Lavatory Services untuk mengumpulkan, membersihkan dan mengolah limbah toilet dari pesawat antara lain: a). Kendaraan vacuum truck, yang digunakan untuk mengambil dan membawa limbah dari toilet pesawat ke lokasi pengolahan limbah; b). Tangki penyimpanan limbah, yang digunakan untuk menyimpan limbah dari toilet peawat sebelum diolah; c). Sistem pengolahan air limbah, yang mencakup berbagai teknologi seperti sistem penyaringan, dekomposisi kimia, dan UV sterilisasi, untuk mengubah limbah toilet pesawat menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang; d). Peralatan dan bahan kimia pembersih, seperti pembersih toilet, pengering tangan, dan pembersih kaca.

Jumlah petugas yang diperlukan bervariasi tergantung pada ukuran bandara dan jumlah pesawat yang memerlukan jasa tersebut. Biasanya di dalam satu tim pekerja lavatory service terdiri dari beberapa petugas. Jumlah tim dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menangani satu pesawat juga tergantung pada ukuran dan kapasitas pesawat itu sendiri. Pada umumnya, satu pesawat dapat ditangani dalam waktu sekitar 30-45 menit oleh tim lavatory service. 

Untuk penanganan air limbah dari toilet pesawat, setelah dikeluarkan dari pesawat, limbah tersebut harus ditangani dengan baik untuk mencegah kontaminasi dan pencemaran lingkungan. Biasanya, air limbah dari toilet pesawat diambil dan dimasukkan ke dalam tangki khusus dan diolah menggunakan sistem pengolahan air limbah pada fasilitas darat. Proses pengolahan ini mencakup proses penyaringan, penguraian, dan desinfeksi limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Maskapai penerbangan juga perlu memastikan bahwa pihak ketiga yang bertanggung jawab untuk menangani limbah tersebut memiliki sertifikat dan lisensi resmi untuk memeriksa, mengumpulkan, dan membuang limbah dengan benar. 

Pengolahan air limbah dari toilet pesawat  dilakukan setelah pesawat mendarat di bandara. Setiap pesawat memiliki sistem tangki penyimpanan dan pengumpulan limbah yang digunakan selama terbang, dan bahan kimia tambahan yang diperlukan juga masuk ke tangki ini. Saat pendaratan, tangki tersebut diganti atau kosongkan oleh petugas di bandara. Setelah itu, limbah diolah dan diubah menjadi senyawa yang aman sesuai dengan standar keamanan dan lingkungan yang berlaku sebelum limbah tersebut dibuang ke dalam saluran air limbah.
Beberapa bandara juga telah mengembangkan sistem pengolahan limbah dalam yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih dan ramah lingkungan. Limbah tersebut diolah dengan menggunakan sistem biologi atau membiarkan tanaman mengolah limbah yang dikembangkan secara khusus untuk mempercepat dan membantu proses penguraian bahan kimia yang lebih kompleks.

Proses pengolahan dilakukan dengan cara penambahan bahan kimia lainnya untuk memecah senyawa kimia yang ada dalam cairan toilet pesawat, seperti misalnya ozon, UV, atau proses kimia yang diaktifkan oleh cahaya. Setelah itu, limbah kimia dipecah menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang atau didaur ulang. 


Sumber informasi:
Situs maskapai penerbangan United Airlines;  Emirates; KLM; Singapore Airlines dan Airbus; perusahaan pesawat Boeing;Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA);   Wiener Aircraft;  Qatar Airways;  Lavatory Services Provider; Buku "Commercial Aviation Safety" karya Clarence C. Rodrigues;   jurnal "Environmental Science and Technology";  jurnal "Water Science and Technology";  

Senin, 04 Maret 2024

Verifikasi metode pemeriksaan di laboratorium

 Apabila metode pemeriksaan yang dipakai di laboratorium (akreditasi) mengacu pada SNI maka cukup dilakukan verifikasi. Jika mengacu pada non SNI maka harus verifikasi dan  validasi. langkah kerja verifikasi dan validasi nyaris sama. bedanya jika validasi langkah kerja diterapkan pada metode standar (SNI) dan metode non standar yang kelak dipakai di laboratorium (akreditasi). singkatnya mengerjakan verifikasi  dua kali.

1.       Unjuk Kerja Verifikasi :.

1.       Presisi Pengujian .

a.       Repetability :

-        Siapkan contoh yang akan diuji (misal 1 liter, diaduk dg magnetik stirer, dibagi menjadi 10 wadah (gelas kimia 100 ml) Beri No, 1,  2,  3 ... sampai 10. 

-        Lakukan Pengujian pH sampai menunjukkan angka yang stabil.

-        Catat masing-masing nilai pengujian No, 1,  2,  3 ...  10. 

-        Lakukan pemilihan data, apakah dari 10 data dipakai semua untuk menentukan nilai Presisi, ( Gunakan metoda Qwartil atau Dixon)

-        Hitung Rata-rata, SD  dan RSD.

-        Bandingkan dengan nilai  2/3 CV  Horwitz sebagai keberterimaan dari nilai Presisinya.

b.       Akurasi

-        Siapkan larutan standar nilai pH (misal dari Buffer Standar nilai 7,0) catat nilai standar, suhu dan ketidakpastiannya

-        Pindahkan Larutan Buffer Standar nilai 7,0 ke wadah kecil-kecil yang bersih. Beri no. 1,  2,  3  . . .  7.

-        Ukur nilai pH dan suhu masing-masing dengan hati-hati, gunakan Aquadest dan kertas tissu halus untuk membersihkan elektroda pH-meternya. 

-        Hitung Rata-rata, SD,  RSD  dan  % Akurasi.

c.       Estimasi Ketidakpastian.

Hitung nilai estimasi ketidakpastiannya berdasarkan.

-        Metoda pengujian sampai perhitungan Nilai pH

-        Menentukan sumber-sumber ketidakpastian dengan Fish Bone

-        Menghitung masing-masing komponen ketidakpastian

-        Menggabungkan sumber-sumber ketidakpastian, diperluas dan membuat Laporan pengujian.

 

======== 





===

Dalam melakukan  Verifikasi dan Validasi Metoda di Laboratorium  parameter yang harus diuji meliputi :
1. Limit of detection (LOD)
Limit of detection merupakan batas deteksi yang bisa diuji pada konsentrasi paling rendah.
2. Limit of Quantitation
Limit of quantitation merupakan konsentarsi terendah dari analit yang dapat ditentukan dengan akurasi yang dapat diterima.
3. Working Range
Working range merupakan rentang kerja, mulai dari batas terendah sampai batas tertinggi.
4. Linear Range
Linear range merupakan rentang linear dalam rentang kerja.
5. Sensitivitas/ Kepekaan
Sensitivitas merupakan kemampuan untuk mengukur analit dengan akurat tanpa adanya gangguan dari komponen matriks dalam sampel.
6. Ketahanan Metode
Ketahanan metode merupakan ukuran agi suatu metode dalam mempertahankan kinerja dimana pengaturan kondisi analisa tidak se-sempurna seperti yang ditetapkan didalam metode yang digunakan.

1. Akurasi
Akurasi diartikan sebagai kedekatan hasil analisa terhadap nilai yang sebenarnya. Akurasi menggambarkan kesalahan sistematik atau bias. (% akurasi = nilai didapat /  nilai standar )x100%)

2. Presisi
Presisi diartikan sebagai kedekatan antara sekumpulan hasil analisa. Presisi menggambarkan kesalahan acak.
Sedangkan dalam verifikasi tidak selengkap dalam melakukan validasi, parameter minimal yang diuji adalah akurasi dan presisi. (Nilai 2/3 CV Horwitz  > RSD)

3.   % error = (hasil pengukuran/standar)*100%  --   dalam SNI ada syarat info ini

4. EKP (estimasi Ketidak pastiaan = U)


ux /X =  X =  akar dari  jumlah  sumber U sesuai fish bone











Senin, 15 Januari 2024

Tumbuhan yang banyak mengandung Flavonoid, Saponin, Polifenol, Tanin, Triterpen

Flavonoid adalah senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan. Senyawa ini adalah pigmen alami yang dapat memberikan warna pada bunga, buah, sayuran dan tanaman lainnya. Rumus umum untuk flavonoid adalah C15H10O6. Ini mencerminkan struktur dasar dari flavonoid yang terdiri dari cincin benzena (C6H5) yang terhubung dengan cincin piran (C5H4O) dengan gugus hidroksil (OH) yang terikat di berbagai posisi. Rumus ini mewakili keragaman flavonoid yang dapat ditemukan dalam berbagai tumbuhan. Flavonoid adalah kelompok senyawa fitokimia yang memiliki banyak varian struktural dan berperan penting sebagai pigmen warna dalam tumbuhan serta memiliki aktivitas biologis yang beragam. Flavonoid juga dikenal karena memiliki sifat antioksidan yang tinggi, yang bermanfaat untuk membantu melindungi tubuh dari radikal bebas dan kerusakan sel.  Senyawa Flavonoid terdiri dari berbagai jenis dan banyak terdapat dalam makanan alami seperti teh, biji-bijian, buah, sayuran, dan rempah-rempah. Beberapa manfaat dari flavonoid adalah sebagai anti-inflamasi, menurunkan risiko penyakit jantung dan beberapa jenis kanker, meningkatkan fungsi otak, serta meningkatkan imunitas tubuh. Konsumsi makanan yang kaya akan flavonoid dapat membantu menyeimbangkan diet dan memperbaiki kesehatan. 

Saponin adalah senyawa kimia alami yang dapat ditemukan pada tumbuhan berpembuluh. Rumus umum untuk saponin adalah CnH2nOx, di mana n dan x adalah bilangan bulat yang berbeda tergantung pada struktur kimia spesifik dari saponin yang diteliti. Senyawa ini dikenal memiliki sifat pembersih dan berbusa ketika tercampur dengan air dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan sabun dan produk pembersih lainnya. Saponin juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang dapat menguntungkan tubuh, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol, menurunkan risiko kanker dan diabetes, dan mengurangi peradangan. Senyawa ini juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Saponin terdapat pada berbagai jenis tanaman, termasuk kacang-kacangan seperti kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau, serta beberapa jenis biji-bijian seperti quinoa dan biji-bijian gandum. Selain itu, senyawa ini juga dapat ditemukan pada umbi-umbian seperti yam, singkong, dan ubi jalar.

Polifenol adalah senyawa kimia alami yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, teh, anggur merah, coklat, dan biji kakao. Rumus umum polifenol tidak ada yang spesifik, karena polifenol merupakan sekelompok senyawa yang berbeda dengan struktur kimia yang bervariasi. Namun, polifenol umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sebagai salah satu komponen utamanya. rumus umum untuk beberapa kelompok polifenol yang umum termasuk flavonoid (C15H10O6), asam fenolat (C7H6O3), stilben (C14H12O3), dan lignan (C20H22O). Senyawa ini terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik struktur kimia yang berbeda satu sama lain. Polifenol dikenal memiliki sifat antioksidan dan merupakan senyawa yang kuat untuk melindungi tubuh terhadap kerusakan radikal bebas. Polifenol memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, seperti meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan risiko diabetes, menurunkan tekanan darah, mendukung kesehatan otak dan sistem saraf, serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Beberapa contoh makanan yang mengandung polifenol adalah teh hijau, teh hitam, biji kakao, coklat hitam, stroberi, blueberry, raspberry, anggur, kacang merah, kacang walnut, dan biji-bijian seperti kacang almond dan kenari. Polifenol sangat penting untuk kesehatan tubuh kita, dan konsumsi makanan yang kaya akan senyawa ini dapat membantu memaksimalkan manfaat kesehatannya.

Triterpen adalah jenis senyawa kimia alami yang umumnya terdapat pada tumbuhan. Rumus umum triterpen adalah (C30H48)n. Triterpen adalah kelas senyawa yang terdiri dari unit isoprena (C5H8) yang terhubung secara linear menjadi struktur yang lebih besar. Satu molekul triterpen biasanya terdiri dari enam unit isoprena. Senyawa ini adalah anggota dari kelompok terpenoid, yang terdiri dari struktur kimia yang sama. Struktur kimia triterpen terdiri dari cincin karbon dan beberapa gugus fungsional. Beberapa contoh triterpen yang terkenal adalah asam ursolat, asam oleanolat, asam betulat, dan lupeol. Triterpen mengandung beberapa manfaat untuk kesehatan tubuh manusia, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, anti-inflamasi dan antioksidan, meningkatkan kesehatan kulit, serta mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Triterpen juga memiliki sifat antivirus dan dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa jenis infeksi virus. Tumbuhan yang mengandung triterpen termasuk jenis ginseng, daun pegagan, kulit kayu putih, ekstrak daun lidah buaya, buah jinten hitam, dan jahe. Selain itu, triterpen juga dapat ditemukan pada beberapa jenis jamur. Konsumsi makanan yang kaya akan triterpen dapat meningkatkan manfaat kesehatannya untuk tubuh kita.  

Tannin (tanin) adalah senyawa kimia alami yang terdapat pada tumbuhan. Senyawa ini ditemukan pada kulit, biji, dan daun pada banyak jenis buah, seperti anggur, stroberi, nanas, dan blueberry. Tannin juga terdapat pada teh, kopi, dan cokelat.  Struktur umum tanin terdiri dari inti hidrokarbon yang mengandung cincin aromatik, seperti flavonoid atau asam fenolat, yang mengikat gugus hidroksil dalam berbagai cara. Karena variasi struktur yang luas, rumus molekul yang tepat akan berbeda untuk setiap jenis tanin. contoh umum tanin adalah tannin gallat yang memiliki rumus molekul C76H52O46. Ada juga banyak variasi struktural dalam tanin lainnya, termasuk tanin katekin yang ditemukan dalam teh hijau, tanin ellagit yang ditemukan dalam buah delima, dan tanin katekuin yang ditemukan dalam anggur merah. Tannin dikenal karena sifatnya yang pahit dan astringen (mampu membuat mulut terasa kering). Senyawa ini juga memiliki sifat antara lain sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Terdapat beberapa manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsi makanan yang mengandung tannin, seperti menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, dan infeksi. Tumbuhan yang kaya akan tannin sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan diare dan nyeri perut. Namun, karena sifatnya yang membikin mulut kering dan pahit, penambahan tannin dalam jumlah yang besar ke dalam makanan atau minuman dapat mengubah rasa dan membuatnya tidak enak. Karena tannin merupakan senyawa yang alami dan sering ditemukan dalam makanan kita sehari-hari, konsumsi makanan yang kaya akan tannin pada jumlah yang wajar merupakan hal yang aman dan sehat.

Contoh Beberapa tumbuhan yang banyak mengandung flavonoid, saponin, polifenol, tanin, dan triterpen spesisfik adalah:

Anggur (Vitis vinifera): Mengandung flavonoid seperti resveratrol. Referensi: Jang M, Cai L, Udeani GO, et al. (1997). Cancer chemopreventive activity of resveratrol, a natural product derived from grapes. Science, 275(5297), 218-220.
Referensi: Jang M, Cai L, Udeani GO, et al. (1997). Cancer chemopreventive activity of resveratrol, a natural product derived from grapes. Science, 275(5297), 218-220.


Teh hijau (Camellia sinensis): Mengandung flavonoid, catechin, epicatechin, dan epigallocatechin gallate (EGCG). Referensi: Cabrera C, Artacho R, Giménez R. (2006). Beneficial effects of green tea--a review. Journal of the American College of Nutrition, 25(2), 79-99.

Kulit jeruk (Citrus spp.): Mengandung flavonoid seperti hesperidin. Referensi: Giammanco M, Di Mauro D, La Guardia M, et al. (2015). Flavonoids and vitamin C in citrus juices: relation to human health. Current Medicinal Chemistry, 22(1), 1-13.

Lidah buaya (Aloe vera): Mengandung saponin, polifenol, dan triterpen. Referensi: Surjushe A, Vasani R, Saple DG. (2008). Aloe vera: a short review. Indian Journal of Dermatology, 53(4), 163-166.

Teh chamomile (Matricaria chamomilla): Mengandung flavonoid seperti apigenin dan kumarin. Referensi: Srivastava JK, Shankar E, Gupta S. (2010). Chamomile: A herbal medicine of the past with bright future. Molecular Medicine Reports, 3(6), 895-901.
    Ginkgo biloba: Mengandung flavonoid seperti ginkgo flavon glycosides dan terpenoid seperti ginkgolides dan bilobalides. Referensi: Mahadevan S, Park Y. (2008). Multifaceted therapeutic benefits of Ginkgo biloba L.: Chemistry, efficacy, safety, and uses. Journal of Food Science, 73(1), R14-R19.

      Daun teh (Camellia sinensis): Mengandung flavonoid seperti catechin dan polifenol seperti theaflavin dan thearubigin.
      Referensi: Lin JK, Lin-Shiau SY. (2006). Mechanisms of hypolipidemic and anti-obesity effects of tea and tea polyphenols. Molecular Nutrition & Food Research, 50(2), 211-217.

      Rosemary (Rosmarinus officinalis): Mengandung flavonoid seperti apigenin dan triterpen seperti ursolic acid.
      Referensi: Perry NS, Houghton PJ, Theobald A, et al. (2000). In-vitro activity of S. lavandulaefolia (Spanish sage) relevant to treatment of Alzheimer's disease. Journal of Pharmacy and Pharmacology, 52(8), 895-902.

      Kurkuma (Curcuma longa): Mengandung flavonoid seperti curcumin dan polifenol seperti kurkuminoid.
      Referensi: Gupta SC, Patchva S, Aggarwal BB. (2013). Therapeutic roles of curcumin: lessons learned from clinical trials. The AAPS Journal, 15(1), 195-218.

      Kulit kayu manis (Cinnamomum verum): Mengandung flavonoid seperti catechin dan tanin seperti proanthocyanidin.
      Referensi: Qiu F, McKeever R, Britz-McKibbin P. (2005). Cinnamic acid metabolomics: an expanded suite of sesquiterpene lactone ‘pseudo-standards’ for targeted profiling. Metabolomics, 1(3), 257-268.